Hikmah Surga

Hikmah surga ini berisi sekilas tentang beberapa artikel ilmiah pribadi sebaagai wujud pengembangan diri dan aktualisasi diri pada bidang pendidikan

Minggu, 15 Juni 2008

Shalat dan Kesehatan

ASPEK KESEHATAN DALAM BERWUDHU
Dalam algur’an surat almaidah ayat 6: hai orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku. Dan sapulah kepalamu dan basuhlah kakimu sampai dengan kedua mata kaki dan jika kamu berjunub maka mandilah.
Bila kita perhatikan, wudhu adalah proses kebersihan yang dilakukan oleh seseorang untuk membasuh bagian-bagian tubuhnya sebanyak lima kali sehari. Oleh karena itu rasul bersabda: annadhofatu tadnguu ilal iimaan, wal iimaan manga shoohibihi fil jannati.: kebersihan mengajak kepada keimanan, keimanan beserta pemiliknya berada disurga.
Wudhu mengandung kebersihan, baik fisik maupun bathin. Kebersihan untuk duniawi dan untuk akhirat. Sebuah hadits diriwayatkan oleh imam muslim dari abu hurairoh bahwa rosul bersabda: idzaa tawadoal ngabdul muslimu au mu’minu faghosala wajhahu khoroja min wajhihi kullu khotiiatin nadhoro ilaiha bingainaihi mangal maai au manga akhiri qotril maai faidzaa ghosala yadaihi khoroja min yadaihi kullu khotiiatin kaanat bathosathaa yadaahu mangal maai au manga akhiri qotril maai faidza ghosala rijlaihi khorojat kullu khotiiatin masyathaa rijlahuu mangal maai au mangaa akhiri qotril maai hatta yakhruja naqiyyan minaddhunubi : bila seorang muslim/mukmin berwudhu, maka keluarlah dari mukanya setiap kesalahan yang dilakukan oleh kedua matanya beserta air dan tetesan air terakhir. Bila membasuh kedua tangannya keluarlah dari kedua tangannya itu setiap kesalahan yang diperbuat tangannya bersama air dan tetesan air terakhir. Bila membasuh kedua kakinya maka keluarlah setiap kesalahan yang dilakukan kakinya bersama air atau bersama tetesan air terakhir sehingga dia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa.
Hadits ini memberikan pengertian bahwa wudhu memberikan dua aspek kebersihan. Yakni kebersihan lahir berupa pencucian bagian tubuh manusia dan kebersihan bathin yang ditimbulkan oleh pengaruh wudhu berupa pembersihan dari kesalahan dosa yang dilakukan oleh anggota tubuh.
Sebagian proses pembersihan dalam berwudhu mengandung pembersihan kulit. Bahkan menurut ahli kulit mempunyai peranan besar yaitu sekitar 15% dari kadar tubuh secara keseluruhan.
Kulit terdiri dari beberapa lapisan yang setiap lapisan mempunyai tugas dan fungsi tertentu. Didalam kulit juga terdapat kelenjar yang berguna untuk mengeluarkan minyak, garam, dan keringat serta kelenjar untuk pertumbuhan kuku dan rambut. Kulit juga mempunyai beberapa fungsi penting sebagai :
a. menjaga dan memelihara tubuh beserta anggota tubuh.
b. Mengatur suhu tubuh melalui kelenjar dan pembuluh darah bagian paling luar.
c. Berkonsentrasi pada urat saraf sehingga menjadikan manusia merasakan panas dan dingin.
d. Mengeluarkan cairan dan sisa sairan lainnya dari kelenjar minyak.
e. Membentuk vitamin D untuk mencegah terjadinya kelumpuhan.
Kulit kita selalu berhubungan secara langsung dengan kondisi cuaca luar yang banyak terdapat kuman, debu, endapan-endapan, sehingga sisa kotoran yang dapat menutupi pori-pori kulit sehingga menghalangi dan mengganggu fungsi kulit.

ASPEK KESEHATAN DALAM SHALAT
Dalam kitab Ash-sholah wa shihatil insaan karya hilmy al khuly yang diterbitkan oleh Dzihar lil i’lam al-arobi
Aspek Olah Raga dalam Shalat
Gerakan shalat yang terdiri dari berdiri, ruku, sujud, duduk adalah sejenis olahraga yang bila dijaga manusia dan dilaksakanannya dengan cara sempurna akan bermanfaat pada kesehatan badan. Menurut ibnul qoyyim al-jauziyyah menyatakan: olah raga yang tepat adalah yang dapat mengakibatkan warna kulit memerah dan terasa memanas, serta kondisi badan yang lembab. Jika berolah raga sampai bercucuran keringat maka hal itu termasuk perbuatan yang melampaui batas. Anggota tubuh yang banyak terlatih akan menguat sesuai dengan jenis olahraganya. Layaknya orang yang rutin menghafal akan kuat hafalannya. Orang yang rutin berfikir akan kuat pemikirannya.
Hati berolah raga dengan membaca, telinga berolah raga dengan mendengarkan suara dan perkataan. Mulut berolah raga dengan berbicara, mata berolah raga dengan melihat dan sebagainya. Tidak diragukan lagi bahwa dalam shalat terdapat unsur menjaga kesehatan badan, menghancurkan sisa-sisa kotoran badan, disamping manfaat insinya adalah menjaga keimanan serta memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Apalagi bila dikaitakan dengan shalat malam, shalat malam merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan serta melindungi diri dari berbagai penyakit kronis. Shalat malam juga membuat badan, jiwa dan hati menjadi lebih energik. Hal itu terdapat dalam anjuran rosululloh dalam hadit yang diriwayatkan oleh bukhori dan muslim, serta imam abu dawud:
Ya’qiduss syaitoonu ngalaa qoofiyati ro’si ahadikum idzaa huwa naama tsalasa nguqodin yadhribu kulla nguqdatin: ngalaika lailun thowiilun farqud fainiss taiqodho fadzakarollohan hallat nguqdatun fain tawaddho an hallat nguqdatun fain shollan hallat nguqdatun fa asbaha nasyiiton toyyibannafsi wailla asbaha khobiisann nafsi kaslaana : setan mengikatkan tiga ikatan pada tengkuk kepala seseorang dari kamu apabila ia tidur. Setiap ikatan membuat terlelap dimalam yang panjang. Jika ia terbangun lalu berdzikir kepada Allah maka lepaslah ikatan yang pertama, jika ia berwudhu maka lepaslah ikatan yang kedua. Dan jika ia melakukan shalat maka lepaslah semua ikatan. Maka dipagi hari ia akan menjadi orang yang rajin/energik dan berjiwa baik. Jika tidak demikian maka dipagi hari ia menjadi pemalas dan buruk jiwanya.
Disisi lain manfaat olah raga juga menjadikan badan lebih ringan dan enerjik, meningkatkan selera makan, mempekokoh persendian dan menguatkan jaringan-jaringan tubuh, sehingga dapat menghindarkan tubuh dari penyakit fisik dan psikis. (mrt ibnu qoyyim)
menurut pakar olah raga berkebangsaan mesir, Prof. Ahmad muhaamad marzuq: bahwa shalat merupakan olah raga yang cocok untuk otot dan persendian-persendian tubuh, jika kita perhatikan gerakan shalat ternyata menyerupai cara orang swedia dalam berolah raga. Cara berolah raga tersebut baru dilakoni oleh orang swedia tidak lebih dari 100 tahun yang lalu, sementara gerakan shalat belangsung lebih dari 1400 tah.
Bila dibandingkan antara gerakan-gerakan shalat dengan yang ada pada long swedia, maka kita melihat bahwa gerakan shalat pada waktu shalat lebih pas dan sesuai untuk segala usia dan jenis kelamin. Shalat diawali dengan takbir serta menggerakan kersendian kedua bahu keatas. Gerakan ini sama dengan cara berolah raga orang swedia sebagai dasar untuk membuka dada. Setelah takbir dan membaca alfatihah, orang yang shalat membengkokan badannya kedepan sambil meletakan kedua tangannya pada kedua lutut. Dalam posisi ini tubuh memperoleh beberapa manfaat diantaranya menggerakan persendian kedua paha, membentangkan tulang punggung, menekan dan mengencangkan kedua lutut dengan kedua tangannya.
Gerakan sujud merupakan gerakan yang menfaatnya meliputi banyak perangkat tubuh. Membengkokan kedua lutut bermanfaat mencegah terjadinya kejang dan kaku pada kedua lutut, membengkokan badan kedepan dan meletakan dahi pada lantai merupakan gerakan yang paling bermanfaat dalam proses pemijatan terhadap perut dan perangkat pencernaan, sehingga membantu proses pencernaan. Selain itu bagi kaum ibu gerakan sujud juga mampu menempatkan rahim pada posisinya yang alami dan mencegah terjadinya kelainan dan kerusakaan.
Manfaat lainnya adalah bahwa islam memberikan hak kepada otot tubuh berupa gerakan dan olah raga melalui shalat. Oleh karena itu rasul ebrsabda sejelek-jeleknya manusia adalah yang mencuri dari shalatnya. Artinya orang yang tidak menyempurnakan posisi berdiri, ruku, sujud, dan duduk dengan benar atau malas melaksanakan shalat.

Menurut surat kabar harian al-ahram, bahwa seorang dokter wanita asal perancis yang specialis dibidang penyakit rheumatic, pada saat berkunjung kekairo dan melihat orang-orang sedang melakukan shalat dia berkata: olah raga cara ini cara terbaik untuk mengobati dan mencegah penyakit reumatik yang menyerang persendian.

Menurut Dr. Al-jumaili, tubuh mns terbentuk dari tulang, persendian, otot, nadi darah, urat dan urat syaraf. Semuanya membutuhkan pelumasan setiap hari dengan cara digerakan. Karena istirahat yang banyak atau tidur dapat menyebabkan kemalasan, kejenuhan dan ketika mampuan dalam menghadapi situasi lain yang menuntut kesungguhan.

Pengaruh shalat Terhadap Pencegahan Varises
Shalat dianggap sebagai faktor pencegah penyakit varises melalui tiga faktor:
a. gerakan shalat yang khas dan istimewa mampu memperkecil tekanan pada dinding-dinding yang lemah bagi berbagai urat kaki bagian luar.
b. Shalat mengaktifkan kinerja pemomaan urat bag samping sehingga meringankan tekanan pada urat bagian luar.
c. Memperkuat dinding urat yang lemah melalui peningkatan kemampuan dzat-dzat makanan pembangun tubuh dalam kaitannya dengan pembentukan organ-organ seluruh tubuh oleh zat-zat makanan.
Bahkan menurut Dr. Taufik Ulwan, dalam penelitiannya mengenai sejauh mana pengaruh shalat dalam mencegah verises menunjukan hasil bahwa keseluruhan orang shalat menunjukan keseluruhan penderita mencapai prosentase 10%, sementara persenase orang yang tidak shalat dari keseluruhan penderita mencapai 90%.



Dr. Edwind Frederick Pourz seorang profesor dalam bidang penyakit syaraf di amerika serikat menyatakan: menyembuhkan berbagai penyakit menular dalam tempo yang singkat, cepat sulit dilakukan. Namun dengan tidak memperdulikan terhadap semua kemukjijatan pengobatan yang ada didunia ini, masih banyak kemukjijatan lain untuk menyembuhkan penyakit pincang, lumpuh, buta yang tidak disembuhkan oleh obat dikter, operasi atau psikiater. Bahkan ada ribuan kasus yang belum bisa ditangani oleh dokter terkenal atau dokter ahli sekalipun, tetapi justru penyembuhannya melalui kemukjijatan shalat.
Menurut Dr. Thomas Heslubb, bahwa shalat adalah cara paling baik untuk mendapatkan ketenangan jiwa dan menenangkan syaraf. Sehingga shalat saat ini dianggap sebagai pengobatan yang manjur pada penyakit insomnia.
Bahkan menurut Uskup Lufaroo: bahwa seseorang yang benar-benar telah bergaul dengan orang muslim tidak akan mampu menyembunyikan kekagumannya dan akan terkesan dengan akidah mereka dimanapun anda, dijalan raya, stasiun kereta, diladang perkebunan dsb. Mereka meninggalkan pekerjaannya untuk melakukan shalat, bahkan shalat jamaah jum’at yang dilakukan sekitar lima belas ribu jamaah. Tidak ada ibadah yang lebih istimewa dari cara seperti ini.

Melakukan Gerakan Shalat Yang Sehat
Setiap rakaat dalam shalat terdiri dari beberapa gerakan yang diulang-ulang. Gerakan-gerakan tersebut adalah berdiri, ruku, turun menuju sujud, sujud, bangun dari sujud kemudian sujud kembali.
Idaa uqimatissholaatu fakabbir.....
Ketenangan seperti yang disarankan oleh nabi tersebut telah memberikan hak waktu kepada setiap gerakan shalat guna memperoleh manfaat kesehatan seperti olah raga fisik yang diperlukan untuk kesehatan tubuh dan memeliharanya dari penyakit.
QIYAM (BERDIRI)
Berdiri merupakan gerakan pertama dalam shalat. Dalam posisi ini seorang muslim berdiri tegak dan tidak kaku. Antara kaki (tulang kering) merenggang selebar jarak antara dua bahu tubuh. Tangan kanan memegang tangan kiri. Dalam posisi ini otot yang dipunggung memberi kesempatan kepada tulang punggung pada posisi lurus.
Ruku’
Dr. Taufiq Ulwan menggambarkan posisi ruku yang ideal secara sederhana adalah posisi tubuh berubah dari berdiri keposisi badan membentuk sudut yang lurus dengan kedua kaki tetap berdiri. Posisi punggung kokoh dan lurus, tidak loyo dan tidak membungkuk.
Posisi leher tetap sejajar dengan memanjangnya. Badan antara menganggkat dan menundukan kepala. Sebaliknya kecondongan badan tidak bertumpu pada kedua pergelangan tangan atau kedua sendi pergelangan. Kedua sendi pergelangan tangan tetap memanjang. Dengan kokoh dan mantap keuda tangan memegang kedua persendian,
Posisi ruku menempatkan jantung berada dalam satu garis horisontal dengan pembuluh darah tulang (besar). Sebagai ganti dari letak asalnya yaitu dalam posisi lebih tinggi dari pada pembuluh darah tulang tersebut. Posisi ruku’ tersebut jelas memudahkan aliran darah untuk kembali kejantung karena pengaruh aktifitas penarikan oleh urat-urat jantung. Sehingga jantung dapat leluasa menarik darah tanpa rintangan gaya grafitasi bumi.
Dengan demikian posisi ruku yang ideal ini dapat meningkatkan kemampuan memompa dari urat dalam rongga perut untuk mengalirkan darahnya menuju jantung dengan kekuatan maksimal oleh pengerutan dinding perut. Hal ini disertai pula oleh kemampuan jantung untuk menarik darah dengan memberi tekanan padanya. Apalagi posisi ini terbebas dari rintangan gaya grafitasi bumi yang biasanya membebani penarikan darah dari bawah keatas sehingga darah mengalir kembali kejantung dengan mudah dan leluasa. Akhirnya darah dapat dibersihkan dari segala kotoran secara maksimal setelah mengalir kebagian-bagian tubuh.
I’tidal
Gerakan ini dilakukan dengan cara mengangkat kepala dengan hidmat dan tenang, sehingga kembali keposisi berdiri. Sementara kedua lengan dengan santai dan tenang berada dikedua sisi tubuh. Dengan demikian gerakan akan sempurna, dan setiap tulang pada tulang-tulang utbuh dalam posisi kembali sebagaimana saat sebelum melakukan ruku’
Bangun dari ruku berarti membantu menarik nafas yang dalam lalu diikuti mengeluarkan nafas tersebut dari arah yang berlawanan dengan kuat. Diafragma (sekat rongga badan antara dada dan perut) kembali dalam posisi lebih tinggi. Rongga perut tertekan ketempat yang lebih rendah. Dada berada dalam posisi lebih tinggi dari desakan udara. Aliran darah yang tengah beraa pada kedua kaki mempunyai kesempatan leluasa untuk berjalan cepat menuju rongga perut dimana urat-urat yang sedang lunak siap menerima darah yang tengah berjalan dari arah kaki. Aliran darah yang berasal dari kedua kaki yang menuju keatas melewati dua tingkat secara beruntun.
Pertama, pada saat mengeluarkan nafas dengan kuat darah berpindah dengan cepat dari urat-urat kaki menuju urat-urat perut. Hal ini juga dibantu oleh terbukanya sumbatan menuju arah yang lebih tinggi.
Kedua. Ketika memulai mengambil nafas yang dalam, darah yang terkumpul pada urat-urat perut mendapat jalan yang mudah menuju keatas yang kemudian berada disisi kanan jantung untuk mencegah jatuhnya darah kebawah sumbatan yang dipersiapkan untuk menerima darah dari urat-urat kedua kaki kembali.
Demikianlah sebuah koordinasi yang seimbang dan mengagumkan yang berasal dari gerakan bangun dari ruku dan gerakan sebelumnya. Gerakan ruku memeras sebanyak-banyaknya kadar darah dari rongga perut dan ketika bangun dari ruku berfungsi menarik darah-darah ini dengan kuat menuju kawasan jantung yang memang sedang haus untuk menerima darah.
Disisi lain gerakan ini juga memberi kesempatan besar bagi darah-darah yang ada dikaki untuk naik menuju urat perut yang sudah dipersipakan guna diteruskan kekawasan jantung kembali.
Dari Berdiri Menuju Sujud
Dr. Taufik Ulwan menyatakan gerakan ini berlangsung dengan cepat dan hanya perlu sedikit waktu. Tetapi dari segi manfaat tidak bisa disepelekan. Manfaat ini tampak jelas bagi orang yang mengetahui detailnya gerakan (sirkulasi) darah pada saat turun dan berdiri menuju sujud. Gerakan berdiri menuju sujud adalah berfungsi untuk membangkitkan semua proses pemompaan darah oleh urat samping serta maksimal dan seaktif mungkin, serta penuh keselarasan dan keseimbangan. Gerakan tersebut memompa darah pada bagian urat kaki, meningkatkan tekanan darah pada bagian betis dan paha dari satu sisi kesisi lainnya, begitu pula dengan perut. Pengerutan otot-otot pada daerah tersebut dalam satu egrakan bertujuan untuk memompa darah pada urat yang terdapat dalam jaringan darah menuju urat kecil dan diteruskan keurat yang besar.
Sujud
Sujud dilakukan dalam selang waktu yang sama sebagaimanan waktu yang dipergunakan dalam ruku. Pada sujud ketika muka menempel kelantai perlu ditenangkan sejenak (thuma’ninah). Posisi badan bertumpu pada tulang kening, kedua telapak tangan, kedua lutut dan ujung jari-jari kaki.
Ujung jari-jari kedua tangan maupun kedua kaki menghadap kiblat dengan memperhatikan badan, tidak boleh beristirahat diatas kedua lengan atau kedua sendi pergelangan, bahkan sebaiknya kedua tangan perlu dijauhkan dari badan. Perlu diperhatikan pula menghindarkan punggung membungkuk pada waktu sujud.
Punggung harus dalam posisi kokoh tidak membengkuk, kedua paha juga dalam posisi lurus diatas kedua lutut, kedua tulang kering bersandar pada ujung kedua kaki. Disamping itu tetap kokoh pada persendian lutut masing-masing.
Gerakan sujud menurut Dr. Taufik Ulwan adalah melancarkan sirkulasi darah yang sempurna searah dengan tarikan gaya grafitasi bumi. Ketika itu darah yang berasal dari bagian lekuk telapak kaki yang biasanya kesulitan memanjat menuju bawah. Pengencangan punggung menjadikan otot yang bersandar pada punggung mengalirkan darah dengan deras menuju aliran darah yang memancar dalam sendi darah besar yang pada saat itu berada dalam posisi lebih tinggi dari posisi keberadaan jantung. Sehingga perjalanan darah bertambah mudah dan cepat untuk menuju jantung apalagi dibantu dengan gaya grafitasi bumi.
Posisi sujud yang istimewa ini memberikan pengaruh berupa tekanan pada rongga perut. Pengerutan otot-otot dinding perut bagian depan juga menambah tekanan dalam rongga perut. Hal itu tentu menyebabkan terperasnya darah yang telah mengalami kesulitan yang mendapat rintangan didepannya untuk menuju otot jantung. Ketika itu otot jantung berada pada level lebih rendah dari sirkulasi darah dan siap menerima aliran darah yang jatuh dari atas.
Bangkit dari Sujud
Dengan tenang kepala dianggkat dai atas lantai hingga badan berada dalam posisi duduk dengan punggung tegak. Paha kiri tetap diatas tulang kering kaki kiri. Adapun tulang kering kaki kanan tenang diatas ujung jari-jari kanan. Sementara kedua telapak tangan berada diatas kedua paha. Dalam istilah fikih islam dinamakan duduk iftiorosy.
Gerakan bangun dari sujud merupakan sebuah gerakan unik yang dikuti pengambilan nafas yang dalam. Hal itu membantu aktifitas pemompaan rongga dada seperti yang terjadi ketika bangun dari ruku. Pada posisi ini lihatlah kedua kaki yang kedaunya tengah terlipat, otot-ototnya melemas yang sedang memberi kesmpatan kepada darah yang ada dipermukaan untuk mendapatkan jalan menuju aliran bagian dalam. Sementara otot-otot paha menekan otot yang melindungi tulang betis. Terdapat urat-urat yang juga memeras darahnya. Proses pengembalian darah itu dibarengi pula dengan pemompaan darah pada kedua telapak kaki dengan tekanan yang kuat. Pada sujud yang kedua sirkulasi darah terulang sebagaimana sujud yang pertama.
Demikianlah kita telah mengetahui manfaat yang akan diperoleh dari menjalankan shalat fardhu yang harus ditunaikan setiap muslim sebanyak 17 rakat sehari semalam. Dan hal ini pula berarti menjalankan 119 gerakan ketenangan (thumakninah) dalam sehari semalam.

Waktu Shalat
Menurut abdul rozak naufal dalam kitabnya al islaam wal ilmul hadits (islam dan pengetahuan modern) mengatakan, waktu-waktu shalat adalah waktu yang paling sesuai untuk melakukan olah raga karena: waktu sebelum matahari terbit, misalnya udara berada dalam kondisi bersih, waktu zduhur tubuh dapat terbebas dari kesibukan kerja, waktu asar pekerjaan akan hampir selesai dan sepat sekali tubuh terasa capek. Waktu maghrib tiba pada saat pekerjaan selesai dan bersiap-siap untuk beristirahat malam hari. Sementara waktu isya pada saat mengakhiri aktufitas hariannya.
Olah raga melalui shalat dengan kondisi sedang istirahat untuk memperoleh kebugaran kerja kembali, menghilangkan kelemahan dan kemalasan serta memperbaiki sirkulasi darah dan mengatur pernafasan serta mengaktifkan seluruh peangkat tubuh sehingga akan bekerja lagi secara optimal.
Menurut Dr. Zahir Qarami, bahwa shalat asar mampu menurunkan hormon adrenaline yang memuncak produksinya pada batas antara pukul 3 s/d 4. yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Selain itu karena adrenalin meningkat dan tidak diseimbangi oleh olah raga shalat asar maka akan menimbulkan pula penyakit jiwa dan fisik seperti hipertensi, saraf jantung, kegemukan, lemah syahwat, keguguran, thyroid, kesulitan datang bulan, migren, kattarak dsb. (jurnal hadyul islam –yordania). Maka dari itu jelas sekali Allah memerintahkan untuk menjaga shalat wustho: khafiduu ngalasholaati washoolatil wustho waquumuu lillahi qonithiin : yakni sholat wustho: subuh sulit, shalat isya sukar, sholat ashar mudah.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda