Hikmah Surga

Hikmah surga ini berisi sekilas tentang beberapa artikel ilmiah pribadi sebaagai wujud pengembangan diri dan aktualisasi diri pada bidang pendidikan

Minggu, 15 Juni 2008

Pendidikan Diri Dalam Filsafat Air

PENDIDIKAN BERSENDI AIR
Oleh: Safrudin Aziz
Pendahuluan
Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting, artinya bahwa tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, disamping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Zaman sudah berubah. Seiring denagn perubahan dan kemajuan zaman, semua orang selalu berprinsip serba cepat dan instan sehingga cenderung mengabaikan pentingnya sebuah proses. Apalagi dinegara dengan etos kerja rendah seperti Indonesia. Akibatnya budaya instan mulai memasuki kesetiap sendi kehidupan kita.
Hidup dizaman maju dan serba modern seperti sekarang ini segala sesuatu dapat kita temukan dengan mudah, praktis dan cepat. Kemajuan teknologi telah memanjakan kita. Mau ngobrol dengan rekan atau saudara yang bermukim dibelahan dunia lain, tinggal angkat telepon atau membeli lewat situs. Mau transaksi-transfer uang, bayar listrik, kartu credit, beli pulsa, tidak perlu susah dan repot harus ke bank atau ATM. Semua bisa dilakuakn lewat handphone. Bagi cewek-cewek yang ingin rambutnya panjang tidak harus menunggu sampai berbulan-bulan. Cukup dengan menunggu setengan jam saja dengan listrik hair extention rambut bisa panjang sesuai keinginan. Teknologi yang baru muncul juga dengan diciptakannya jacket ber-AC dengan sitem remot control bagi pemakai yang membutuhkan suhu dingin. Maklum, orang makin sibuk. Malas direpotkan dengan hal-hal yang ribet. Maunya serba instan. Tinggal buka kemasan, tuangkan air dan campurkan bumbu jadilah supermi yang mengenyangkan selera perut.
Hidup yang baik dan sukses adalah hidup yang sesuai dengan proses alam. Sampai level tertentu teknologi bisa kita pakai untuk mempercepat hal-hal yang bisa dipercepat sesuai hukum alam. Kemajuan teknologi dan kemajuan zaman memungkinkan kitamendapatkan sesuatu serba cepat. Tetapi tidak asal cepat, kualitas harus tetap dijaga dengan prinsip kerja keras dan sportivitas. Seperti halnya padi padi dalam hitungan 100 hari baru panen itu bagus, tapi ingat itu ada yang bisa dipercepat. Mestinyas hasilnya harus lebih baik. Jadi kecepatan dan serba instant dalam meraih hasil yang dikehendaki tentunya bernilai baik dan bermutu harus berlangsung bersama.akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Mendapatkan sesuatu dengan mudah membuat enggan bersusah payah. Tidak mau melewati sebuah proses, alias malas. Yang penting cepat!. Bermutu atau tidak itu urusan belakangan, sehingga berorientasi hanya pada hasil.
Penyebaran firus instan dan berorientasi hanya pada hasil sudah menyebar ke berbagai aspek kehidupan. Dengan orientasi sukses secara instan, jadilah banyak orang korupsi, punya gelar palsu, beli skripsi, ijazah aspal, asal lulus, cepat kaya lewat penggandaan uang dan lain sebagainya. Maka pantas dunia menjuluki Indonesia sebagai Negara terkorup ranking 5 tingkat dunia dan ranking 2 tingkat asia. Bahkan terposisi sebagai Negara mesum dan terporno nomor 2 setelah swedia dan uni soviet. Oleh karenanya falsafah yang pakai “ kalau memang berat, membosankan dan ketinggalan zaman mengapa kita harus bermutu?, kalau ada cara cepat yang memberi hasil, mengapa tidak dicoba?, lebih lanjut, sekarang ini sudah terjadi pergeseran nilai dimasyarakat. Orang makin individualis dan cenderung melecehkan orang lain. Untuk mengejar kesuksesannya, tak ragu untuk m,engorbankan orang lain.
Pendidikan cenderung dibisniskan. Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akdemik yang dilakukan perguruan tinggi demi untuk memenangkan persaingan, menunjukan bahwa pendidikan kini cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan iming-iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada inovasi dalam hal kualitas pendidikan. Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan kuliah untuk meningkatkan kualitas diri, melainkan hanya mengejar gelar untuk prestise. Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup memprihatinkan. Ada PTS yang menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal ini yang membuat persaingan menjadi tidak semakin sehat.
Banyak produk perguruan tinggi yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-akalan serta mengahalalkan segala cara dalam perekrutan calon maha siswa. Bahkan ada beberapa PTS di Jakarta yang memainkan range nilai untuk meluluskan mahasiswanya. Karena mereka takut, ketika selesai ujian akhir banyak mahasiswa yang tidak lulus alias IPK nasakom.sehingga mereka lulus dengan predikat pas-pasan yang sebenarnya mahasiswa tersebut tidak lulus.
Tantangan lulusan perguruan tinggi diera informasi makin meluas. Hal ini dibuktikan ketika para sarjana memaati berbagai arena bursa kerja untuk menawarkan ilmu dan izajah mereka, iklan-iklan penerimaan maha siswa baru juga nyaris memenuhi halaman surat kabar. Dua fenomena tersebut ironis. Promosi perguruan tinggi untuk menjaring calon maha siswa sama gencarnya dengan peningkatan pengangguran lulusan. Di sisi lain, perlu aiajukan pertanyaan, kualifikasi apakah sebenarnya yang disyaratkan oleh para pencari tenaga kerja tidak pernah mengkongkretkan, misalnya seberapa besar spesialisasi mereka mengharapkan suatu program studi di perguruan tinggi. Kualifikasi seperti memiliki kemampuan numeric, problem solving dan komunikatif sering merupakan prediksi para pengelola perguruan tinggi dari pada pernyataan eksplisit para pencari tenaga kerja. Hasil survey menunjukan perubahan keinginan para pencari tenaga kerja tersebut adalah dalam hal kualifikasi yang dimuat diiklan lowongan kerja sama penting nilainya bagi para pencari tenaga kerja. Dalam prakteknya. Kualifikasi yang dinyatakan sebagai paling dicari oleh para pencari tenaga kerja juga tidak selalu menjadi kualifikasi yang paling menentukan diterima atau tidaknya seorang lulusan sarjana dalam suatu pekerjaan.
Kompetensi dan kualifikasi penting dan paling menentukan dalam proses rekruitmen. Diantara tiga kualifikasi kategori kompetensi personal yang paling penting dan paling dicari adalah kejujuran, tanggung jawab dan inisiatif. Kompetensi interpersonal seperti mampu bekerja sama dan fleksibel, dipandang paling dicari dan paling menentukan. Selain IPK sebagai salah satu indikator keunggulan akademik, di sisi lain reputasi dan institusi pendidikan tinggi juga diukur dengan status akreditasi program studi.



Pengobatan
Air dalam Dunia Pendidikan dan Pengobatan
Air adalah salah satu nikmat yang paling luar biasa sebagai pemberian Allah swt. Konon menurut riwayat dan fakta biologi, manusia dicipta berasal dari air, tubuhnya dialiri oleh zat cair dan mampu mengeluarkan kotoran tubuh berupa air. Hal ini relevan sekali bila Allah menjelaskan makna kehidupan yang barasal dari air tertera dalam kitab sucinya Al-qur’an bahwa “dan kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup” (qs al-anbiya 30).
Selain tubuh manusia yang identik sekali dengan percampuran air, bumi yang ditempati sebagai hamparan hidup juga sekitar 2/3 nya mengandung air yang sangat bermanfaat dan sisanya adalah daratan. Setelah terkumpulnya seluruh air dari berbagai tempat yang tertampung dilaut, kesemuanya mengalami proses penguapan yang sering diistilahkan dengan transpirasi. Kemudian uap-uap air itu akan bergerak ketempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angina baik secara vertical maupun horizontal. Dari gerakan angina vertical tersebut keatas akan menyebabkan awan bergumpal. Dari gerakan angina tersebut menyebabkan gumpalan awan semakin membesar dan saling bertindih-tindih.akhirnya gumpalan awan tersebut berhasil mencapai atmosfer yang bersuhu lebih dingin. Disinilah butiran-butiran air dan es mulai terbentuk. Lama-kelamaan angina tidak dapat lagi menopang beratnya awan dan akhirnya awan yang sudah berisi air ini mengalami proses presipitasi yakni proses jatuhnya air, hujan es dan sebagainya kebumi yang menjadikan turunya hujan.
Air adalah salah satu sumber kehidupan paling penting. Hakikatnya lembut dan anggun tetapi kekuatan yang dikandungnya luar biasa. Air dalam gelas akan menjadi terasa nikmat sekali bagi manusia yang kehausan. Air ditelaga yang berskala banyak mampu menghanyutkan. Air juga mampu menyatukan berbagai bahan bangunan dari unsure keras sehingga membentuk dinding yang kokoh ataupun menyatukan adonan masakan yang akan dibentuk. Bahkan air laut bisa menjadi sunami yang mampu meluluhlantahkan sebuah kota. Air juga menjadi factor kehidupan mahkluk lain seperti hewan dan tumbuhan.
Keluarbiasaan air memang dapat ditilik dari nas Allah dalam surat Ibrahim ayat 32, bahwa Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi serta menurunkan air hujan dari langit. Kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu. Dan dialah yang telah menundukan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar dilautan dengan kehendaknya, dan dialah yang telah menundukan sungai-sungai.
Air yang berada disekeliling kita dalam setiap saat juga mengandung kandungan makna filosofi tersendiri. Hal ini dibuktikan dengan sifat-sifat yang terkandung didalamnya. Yang pertama, air adalah sumber penyejuk, kehidupan, kejernihan dan kesejahteraan. Hal ini dibuktikan jikalau makhluk hidup tanpa makan tetapi masih berdampingan dengan air, tentunya masih bisa bertahan hidup. Tetapi ketercukupan bahan makanan dengan tanpa air maka makhluk hidup akan mencapai titik kepunahan. Dari filosofi pertama tersebut dikandung maksud bahwa manusia yang tercipta dari air dan dialiri sekkujur tubuhnya dengan air hendaknya mampu berperan sentral menjadi penyejuk umat, penjernih hati, dan mampu berperan hidup dalam kehidupan. Dalam arti ilmiahnya adalah bergerak inovatif. Sehingga dengan bekal filosofi air yang pertama umat manusia senantiasa bisa bermanfaat, memanfaatkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan umat. Dalam hadits sering kiranya disinggung khoirunnasi anfa’uhum linnasi” :bahwa sebaik manusia adalah bermanfaat bagi sesame manusia.
Filosofi kedua, air sesuai dengan sifat kimaiwinya berbentuk sesuai dengan wadahnya. Jika wadahnya berbentuk bulat, maka air berbentuk bulat, jika gelas berisi air, maka bentuk air juga seperti bentuk gelas tersebut. Bahkan apabila air dikolam yang berbentuk segi empat yang berukuran besarpun air selalu mengikuti bentuk wadahnya. Kesesuaian ini dapat diistilahkan bahwa manusia hendaknya mampu bersifat fleksibel (lentur dan tidak kaku). Bila bergaul dengan kalangan petani, seseorang tentunya mampu memposisikan dirinya sebagai jiwa petani, bergaul dengan kyai tentunya mengerti akan adab dan karakteristik kyai yang bernuansa agamis, bergaul dengan mahasiswa mampu menelusuri dan berbicara sebagai agent of change dan pemikir pembaharu, bahkan bergaul dengan bencoleng sekalipun diperlukan sebuah gaya pendekatan yang lentur, memahami dan bercirikan da’I yakni mengajak dengan tidak melukai hati dan menambah beban permusuhan. Artinya bahwa sikap fleksibel ini mampu hidup dalam berbagai sendi kehidupan dan memposisikan diri sesuai dengan ketetapan iman dan akhlak. Sehingga manusia dapat hidup berdampingan dengan kesejukan dan saling membantu baik dari sisi ubudiyah maupun muamalah.
Ubudiyah dalam bentuk muamalah seperti halnya ribuan umat islam Indonesia yang berangkat haji ke Baitullah diberangkatkan oleh beberapa pilot yang berstatus nasrani. Tetapi tidak saling merugikan satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan ribuan karyawan PT Jarum kudus yang bernota benenya islam mengabdi kepada orang non islam sebagai bosnya demi memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka bahkan bila target pengabdian telah mencapai 40 tahun pegawai PT Jarum tersebut berhak menunaikan haji dengan biaya perusahaan atau diistilahkan dengan kobis lain jamur berangkat gratis hajinya mabrur. Inilah fleksibel yang digambarkan oleh air dalam sifat bentuknya.
Ketiga, sifat air secara filosofi adalah tidak dapat menyatu dengan minyak. Minyak sering diidentikan dengan kolesterol. Kelebihan zat minyak akan mengakibatkan keseimbangan tubuh terganggu dan kurang normal. Kolesterol dari minyak diistilahkan dengan penyakit. Artinya bahwa orang beriman harus seperti air yang tidak mau bercampur dengan penyakit, baik penyakit syirik maupun penyakit hati lainnya. Keterpisahaan antara air dengan minyak melambangkan manusia harus dapat istiqomah dalam mengarungi bahtera kehidupan dimanapun dan kapanpun. Dalam bergaul dengan siapapun hendaknya tidak mencampur adukan mana sisi keyakinan dan mana sisi social budaya. Oleh karenanya prinsip hidup dalam qolbu selalu ditetapkan dan dipatri dengan uangkapan sekali islam tetap islam, sekali iman tetap iman, atau dalam kiasannya Nurcholis Majid islam yes dan partai islam no!
Istiqomah adalah perintah islam. Nabi dalam sabdanya juga menganjurkan beramal meskipun sedikit yang penting mengandung kadar keajegan dan keistoqomahan yang dilakukan secara teratur dan disiplin.
Keempat, air bersifat mengalir dari tempat-tempat kecil sebagai sumber mata air dan terkumpul dalam tampungan lautan. Filosofi ini mendidik kita bahwa sesuatu hal diawali dan dimulai dari bagian yang kecil hingga melebar menjadi besar. Kesuksesan yang diimpikan oleh setiap insan tentunya berawal dari yang kecil, sederhana dan penuh keprihatinan. Belajarpun demikian, dimulai dari liang yang paling sederhana hingga menuju keilmiahan. Mengalirnya air dari muara sumber menuju penampungan lautan tentunya memerlukan proses yang panjang dan kesabaran. Bila air dapat berbicara dan memiliki perasaan seperti manusia mungkin akan mengeluh dan menangis karena aliran derasnya tertabrak tanah, bebatuan, atau tersumbat oleh berbagai benda penyumbat hingga tersendat bercampur dengan kotoran menjijihkan.
Dari ulasan ini, seseorang yang sedang berproses menuju sebuah tujuan yang diimpikan juga dituntut untuk pandai mengerti dan mengenali diri dengan tidak selalu mengunggulkan egoistis dan menengadah keatas. Tetapi bersyukurlah seperti prinsip air yang mengalir dari muara sumber melewati sungai dan rawa dan terkumpul dilautan sehingga timbul penguapan dan turunlah hujan mengguyur tanah dan hutan seperti siklus perputaran kehidupan sehingga mengalir lagi kelautan. (undzur ila ma huwa asfala minkun wala tandzur ma huwa fauqokum).
Kelima, air mengalir dari tempat yang tinggi menuju ketempat yang rendah. Itulah hukum air. Filosofi ini bila diperhatikan mirip sekali dengan kepemimpinan dan kesederhanaan rosululloh saw dan sahabatnya. Artinya bahwa seorang pemimpin sebagai amanat kekuasaan dan kebijakan mampu dan mau turun kelintasan bawah dalam mengontrol kondisi dan keadaan rakyatnya. Itulah pemimpin!!! Tidak seperti zaman kolo bendu sekarang, pemimpin menuranikan turun kebawah untuk berinteraksi dan bersilaturahmi dengan rakyatnya pada saat kampanye semata. Mengumpulkan masa dan pendukungnya, membagikan sedekahnya, menghibur masyarakat miskin dengan hiburannya, mengobral janji dengan memperdagangkan nuraninya, dengan maksud agar terpilih menjadi orang nomor satu di suatu wilayah. Hingga pada saat menjabat lupa dengan Allah sehingga lupa dengan prakata dari mana ia berasal?, untuk apa ia menjalankan tugas, kemana tujuan hidupnya dan mengapa melakukan perihal seperti ini? Pada akhirnya rakyat menderita kelaparan, jerangking sebagai santapan mulianya, sementara pemimpin kita sibuk rapat dengan uang saku yang tebal, menuntut tunjangan kesejahteraan, tunjangan komunikasi, transportasi, masih juga berharap menggilas dan meluluhlantahkan keadaan rakyat dengan berkeinginan memiliki laptop yang sekitar 60 % lebih belum lancar mengoperasikannya. Itu semua dari mana? Dari jerih payah rakyat, dari uang rakyat yang berjungkir balik membanting tulang demi pemimpin.
Keenam, air bila dibendung dan dalam bendungan masih terdapat celah yang bocor, maka air dapat menembus lubang kecil tersebut. Arti dari perihal ini bahwa insane harus mampu menembus sebuah celah dalam keadaan apapun demi mendapatkan kemuliaan dan ilmu.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda