Hikmah Surga

Hikmah surga ini berisi sekilas tentang beberapa artikel ilmiah pribadi sebaagai wujud pengembangan diri dan aktualisasi diri pada bidang pendidikan

Senin, 16 Juni 2008

Makna Agama

Makna Agama

Istilah Agama sering diartikan sebagai din, religi, dan religion.
Kata religi berasal dari bahasa belanda dan religion berasal dari bahasa inggris berasal dari bahasa induk kedua bahasa tersebut yang bahasa latinnya religare. Menurut Cicero, religare berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh penderitaan yakni jenis laku perbuatan yang dikerjakan berulang-ulang dan tetap.(4)
Adapun kata agama berasal dari bahasa sansekerta yaitu a yang berarti tidak dan gama yang berarti kacau. Maka agama menurut konsep ini berarti tidak kacau (teratur). Dengan demikian makna agama identik dengan peraturan yakni peraturan yang mengatur perilaku manusia atau mengenai sesuatu yang ghoib, mengenai budi pekerti dan tata pergaulan hidup bersama. (4)
Tetapi menurut menurut Bahrun Rangkuti tidak membenarkan makna agama seperti diatas bahkan dengan pengertian agama seperti itu belum memahami bahasa sansekerta. Mrt Bahrun Rangkuti, huruf a pada kata agama berarti tidak, misalnya (a: tidak, eka : satu). Tetapi huruf a dibaca panjang pada kata a-gama berarti jalan, cara, teh way. Kata gama berasal dari kata gam yang berasal dari bahasa indo-germania, yang pengertiannya semakna dengan bahasa inggris to go yang berarti jalan, cara-cara berjalan,cara-cara sampai pada keridhaan Tuhan. (5)
Menurut Burhanudin Wahid Key, bahwa kata agama berasal dari bahasa arab. Kata ini diambil darikata qama yang berarti berdiri dalam hubunga kalimat iqama as-salata. Sebuah kalimat perintah yang berarti dirikanlah shalat). Sedangkan din menurut munawir chalil berasal dari kata benda/masdar daana-yadinu yakni cara atau adat kebiasaan, peraturan, UU, taat dan patuh, dsb (5)
Menurut Muh Al-Nuquib al-attas menyatakan bahwa makna kata din dapat dikembalikan kepada empat hal, yakni hutang, bersikap tunduk, hidmat dan patuh, kekuasaan yang bijaksana dan kecenderunganyang alamiah. Kata dana yang berasal din mengandung makna berhutang. Karena dalam keadaan berhutang seorang da’in tentunya menundukan diri dan mematuhi hukum serta peraturan yang berkaitan dengan hutang. Selanjutnya naqib al-athas mengatakan bahwa kata dana secara konseptual berkaitan dengan kata kerja lain yaitu maddana yang berarti membangun/mendirikan kota, membudayakan, membangun peradaban, memperhalus, memanusiakan. Dari kata tersebut terbentuk kata lain yaitu tamadun yang berarti kebudayaan, penghasulan dalam tatanan peradaban dan budaya sosial.

POTRET KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA
Menurut WS Rendra, saat memberikan khutbah di IAIN sunan kalijaga tahun 1971, bahwa sosok kehidupan umat islam pada saat ini terbagi menjadi tiga bagian:
a. umat islam tidak hadir secara fungsional dalam tata kehidupan masyarakat indonesia. Maksudnya adalah walaupun eksistensi umat islam memang besar dinegeri ini, akan tetapi mereka tidak mampu memfungsikan potensi kebesarannya itu secara maksimal. Dengan kata lain karya-karya dan peranan umat islam dalam tata kehidupan masyarakat sangat kecil sekali fungsinya,tidak sesuai dengan kuantitas dan mayoritas jumlah penduduknya.
Untuk memperjelas visi pandangan, contohnya umat islam kurang memfungsikan sosok kebesaran diri mereka dibidang karya-karya sosial dan pendidikan. Hal ini dapat kita lihat sekolah islam, panti asuhan islam, RSU Islam semua ini masih kurang jumlahnyajikadibandingkan dengan kebesaran jumlah umat islam. Profesionalitas pengelola dan sistem manajemennyapun masih kurang
b. umat islam seakan-akan bukan sahabat kemanusiaan lagi artinya umat islam indonesia dewasa ini mengalami kemunduran dalam bidang seni dan kebudayaan serta sains. Padahal duluumat islam abad 14 M telah membangunkan dan mencerahkan alam pikiran orang-orang eropa barat pada saat itu barat mendapat pancaran cahaya islam dalam membuka pikiran-pikiran mereka dibidang seni budaya, sains dan filsafat. Hal itu terjadi dengan munsulnya gerakan renaisance dieropa barat pada abad pertengahan yang melahirkan kembali pemikiran-pemikiran baru dibidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Umat islam cenderung menjadi masyarakat tertutup. Penilaian rendra ini didasarkan kepada anggapan bahwa kebanyakan umat islam yang mengklaim bahwa umat islam adalah kelompok umat yang terbesar dinegeri ini. Mata rantai lahirnya gerakan renaisance dieropa tak dapat dilepaskan dari kontribusi umat islam arab yang sebelumnya telah berhasil membangun dan mengembangkan kebudayaandan peradaban islam selama 5 abad dari abad ke 7 s/d ke 13 M. Mercusuar kebudayaan dan peradaban sepanjang islam kurun abad itu memancar dari menara cordova dan baghdad. Diindoneisa umat islam pernah menunjukan sebagai sahabat kemanusiaan, misalnya ketika zaman hos cokroaminoto, waktu itu umat islam menunjukan kebangkitannya dibidang ilmu pengetahuan dan menggali ajaran-ajaran islam.
c. Umat islam indonesia cenderung menjadi masyartakat tertutup. Seperti halnya umat islam sendiri mengklaim bahwa umat islam adalah kelompok umat yang terbesar dinegeri ini. Anggapan ini akan mendaramatisasi dan meromantisasi dari umat islam untuk berperilaku dan tidak boleh disinggung sedikitpun. Hal ini pula yang akan menimbulkan ulah kekanak-kanakan dan terobsesi untuk melakukan praktik-praktik onani jiwa yang mendatangkan kepalsuan dan kesemuan. Akibatnya jika ada kritik dan gagasan yang datang dari luar islam, maka umat islamgampang menolak dan mudah tersinggung. (52)
Perasaan lekas tersinggung dan sikap kurang menerima kritik dariluar akan mengakibatkan keadaan umat islam cenderung menjadi tertutup sehingga kehilangan komunikasi yang dialogis. Akibat hilangnya komunikasi dialogis ini maka masyarakat islam indonesia menjadi terisolasi, terasing danmerasa sunyi dalam keramaian. Oleh karena itu perlu kiranya umat islam bisa menrima kritik-kritik terutama dari luar dan merelakan diri mendapat berbagai kritik dan pemikiran dari luar islam sepanjang kritik itu memberikan masukan yang bermanfaat bagi percepatan pencerahanpemikiran umat islam indonesia.
Tiga poin tersebut harus mendapat prhatian sehingga umat islam bisa hadir secara fungsional dalam tata kehidupan masyarakat. Dan umat islam tidak menjadi kertas-kertas dan debu-debu jalanan yang banyak berterbangan tetapi kurang berfungsi. Untuk itu umat islam harus menjadi sahabat karib kemanusiaan lagi, yang bisa memberi curahan dan limpahan rahmat bagi dunia secara universal, tanpa meromantisasi diri sebagai dewa-dewa suci danagung yang tidak bolehdijamah dan dikritik sedikitpun.(53)
Begitu juga dengan gereja yang menurut rendra gereja hanya sebagai lembaga keagamaan otoritatif yang kaku dan beku, jumud. Tanpa adanya kemungkinan-kemungkinan baru pada seseorang untuk bertanya, mempertanyakan dan berfikir secara kritis apresiartif. artinya hanya menyuarakan ajaran-ajaran yang dibuat oleh wakil-wakil tuhan seperti paus, kardinal dan hirarki otoritas jajarannya sebagai ajaran yang harus diterima tanpa reserve (54).
Islam itu banyak macamnya dan islam itu bersifat universal, ada yang ijo, biru merah dsb. Buktinya bila dikaitkan dengan situasi politik umat dewasa ini pada pemilu tahun 1999 dan 2004 partai-partai islam dan partai-partai yang berbasis masa muslim banyak bermunculan seperti cendawan dimusim hujan.

Biang Krisis :FANATISME MAZHAB DAN DEVIDE ET IMPERA
Paling tidak ada 4 mazhab fiqh yang terkenal didunia yakni syafii, maliki, hambali dan hanafi. Selain keempat mazhab fiqg tersebut dikenal pula aliran-aliran teologi dikalangan umat islamdiantaranya adalah kelompok qodariyah, jabariyah, mu’tazilah dan asy’ariyah. Tidak tapat danbijaksana manakala kita menyesalkan kenapa fiqh itu harus ada diseluruh dunia islam. Karena halitu merupakan realitas hidup yang berlangsung hingga saat ini yang merupakan bukti dan indikasi nyata dari adanya keleluasaan dan kebebasan berfikir dalam islam. Perlu dicatat bahwa perbedaan kecil itu hanya terdapat pada wilayah furu’ (kecil) bukan ushul (prinsip/pokok).
Adalah wajar manakala banyak orang mengikuti mazhab fiqh tertentu. Hal ini disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa tidak semua orang mempunyai kemampuan berfikir atau kemampuan berijtihad. Karena itu mereka mengikuti salah satu mazhab yang mereka anggap cocok dan sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan dan dasar pokok islam. Yang sangat disayangkan adalah bentuk dan penampilan kepenganutan mazhab yang sering eksesif sehingga terjadi pertentangan tak sehat antar penganut mazhab. Pola kepenganutan mazhab yang eksesif ini melahirkan sikap tertutup dikalangan umat islam karena mereka lebih mamandang mazhab bukan pendapat mujtahid yang mereka ikuti. Kecenderungan ini telah menimbulkan eksklusivitas paham keagamaan dan pada gilirannya melahirkan kontrofersi keagamaan dan pertikaian antar pengikut mazhab yang berkepanjangan dikalangan kelompok-kelompok umat islam diindonesia.
Adanya perbedaan pendapat dalam pola fikir fikih dan kalam seharusnya merupakan keleluasaan dan kemerdekaan berfikir dalam islam dan merupakan khasanah kekayaan intelektual muslim,sejauh tidak menyimpang dari masalah prinsip dan esensial dari ajaran islam itu sendiri. Sementara itu jurang pertentangan dan pertikaian antar pengikut mazhab semakin diperlebar jaraknya dengan masuknya unsur-unsur politik, sentimen kelompok, fanatisme faham keagamaan dan kepentingan para penguasa atau rezim tertentu, sehingga mengakibatkan disintegrasi dan dishormoni umat.
Sikap-sikap seperti tersebut diatas merupakan maslah rawan yang seringkali dipergunakan sebagai peluang yang sangat empuk oleh rezim atau kolonial penjajah untuk kepentingan stabilitas kekuasaannya. Begitu halnya umat akan mudah terkena virus politik devide at ampera (pecah belah dan kuasai). Maka lemahlah umat islam shg tdk mampu mengembangkan potensi diri mereka dalam membangun kebudayaan apalagi menjawab kebutuhan-kebutuhan kontemporer umat dan merespons kompleksitas tantangan modernitas pada era global sekrang ini (57)
TAFSIR AMBIGUS BUDAYA MODERN
Pemuda pemudi generasi islam disaat kekiniian lebih condong mengikuti arus westernisasi, modernisasi dan budaya sekuler. Hal disebabkan umat islam kurang menaruh apresiasi yang besar terhadap masalah-masalah kebudayaan. Selain mandul dalam karya-karya budaya, keadaan umat islam diperparah oleh mentalitas yang tidak mendukung bagi penciptaan karya-karya budaya. Umat islam seakan tidak tahu menahu, acuh tak acuh, apatis dan masa bodoh terhadap situasi zamannya. Sementara gelombang kultur barat dalam berbagai bentuknya yang merangsang semakin menyusup dan melanda daerah-daerah dan kota yang mayoritas berpenduduk muslim. Begitu gelombang pengaruh negatif kultur barat tersebut melanda, sehingga banyak kalangan terutama pemuda generasi islam terjangkit penyakit mental keblinger tafsir. Bahwayang datang dari barat adalah modern. Padahal apa yang dianggap baik dan modern tidak harus selalu bertolak dari perspektif paradigma barat. Bahkan mukti ali menjelaskan bahwa tidak semua hal yang baru itu bernilai modern, an tidak semua yang modern itu bernilai baik (59). Tetapi sifat modern berkaitan dengan sosok kesadaran manusia bahwa sejarah itu bergerak kearah tujuan tertentu. Yang disebut modern pada hakikatnya aalah dinamika kesanggupan orang untuk mengarahkan jalannya sejarah.
Namun situasi sekarang telah demikian mencekam, khususnya kalngan teen ager (anak belasan tahun) dari generasi muslim sedang terhanyut danterbius budaya barat yang dekaden itu seperti memakai pakaian ala barat yang minim, lagu-lagu barat yang erotis, menyukai film-film barat yang menyuguhkan ramuantontonan (wine, crime, sex and violence), menganut paham sekuler barat serta berfikir dan berperilaku dengan cara hidup barat. Ini dikarenakan kebudayaa islam yang membeku dan berada dalam kejumudan yang berkepanjangan sehingga teen ager melakukan pelarian dan penyebarngan kekawasan kebudayaan barat.
Kelompok anak muda islam yang kebarat-baratan celakanya justru suka mengaku lebih modern dari golongan islam sejati dan orisinal. Sementara itu mereka tidak sadar bahwa mereka telah kehilangan sebagian identitas dan kepribadian mereka sebagai muslim. Generasi penerus muslim seperti ini telah mengalami split personality (kepribadianyang pecah). Dalam cara hidup dan berkebudayaan, personalitas mereka sebagian bercorak islam dan sebagian lagi berpandangan sekuler barat. Fenomena apakah ini? Mentalitas apakah ini? Inilah tampaknya yang disebut sebagai akibat dari ghazwatul fikr itu suatu bentuk penjajahan kultural barat atas alam pikiran umat islam yang akibatnya barangkali tidak kalah berbahanya dari penjajahan teritorial. Sebagaimana dikatakan oleh penyair terkenal muhamad iqbal :”kita benar-benar telah disihir oleh budaya barat. Mereka telah mampu membunuh kita tanpa perang, tanpa pukulan.
Menurut saya, umat islam memang benar-benar harus mawas diri. Tetapi juga harus melakukan kritik diri. Mengapa sebagian kawula muda muslim lari dari budaya islam dan menyeberang kekawasan budaya sekuler barat? Jawabnya sangat sederhana, karena budaya islam sangat miskin dan kurang menarik. Jika budaya islam kaya dan menarik dalam arti kualitas dan kuantitas, kawula muda muslim akan merasa betah dan krasan dalam kawasan budaya islam sebagai kawasan budaya mereka sendiri. Mereka kaan merasa ikut memiliki dan merasa terpanggil untuk merawat dan mengembangkannya dari waktu kewaktu dan dari generasi kegenerasi berikutnya.


THE FLOWER CHILDREN
Anak-anak produk barat memiliki berbagai keanehan. Orang tua tidak memberikan bekal agama dan moral. Bila bertemu dengan kawan dijalan selalu mengacungkan dua jari berhuruf V yang merupakan simbol proklamasi perdamaian (157). Anak-anak seperti dinamakan the flower children, selain itu mereka juga dikenal sebagai now people atau happy generation. Ulah mereka dengan menamakan diri seperti itu dan happy terus sebenarnya sebuah gejala dan kegelisahan dari kegaduhan ruhaniah anak muda barat ditengah sibuknya mereka mencari kepuasan material dan tidak pernah menikmati ketenangan.
Otak kaum muda barat memang sudah di cerahkan dan dicerdaskan dengan iptek. Otak mereka benar-benar brilian, laboratorium dibuat, segala macam riset dan eksperimen dilakukan secara serius dan berkesinambungan. Mereka betul-betul dipersiapkan, dipupuk dan dicetak untuk menjadi sarjana dan sukses dalam bidang kesarjanaannya.
Tetapi disisi lain mereka sering mengadakan keributan dikampus, demo dan berkelahi dengan profesornya bahkan pada tahun 1968 di universitas toronto kanada pernah terjadi peristiwa yang mengharukan. Suatu hari universitas tsb mengadakan wisuda sarjana dan membagi-bagikan ujazah kepada mahasiswanya dalam upacara yang sangat meriah. Pada waktu itu seorang wisudawan yang lulus terbaik dengan predikat cumloude tampil kedepan untuk menerima ijazah. Ketika menerimaijazah ia langsung merobeknya sambil berpidato:
”tuan-tuan yang hadir, saya merasa percuma telah mendapatkan pelajaran diuniversitas toronto ini, ijazah ini bagi saya tak ada harganya sepersenpun. Sebab selama saya belajar disini banyak yang saya pelajari. Akan tetapi tidak satupun dalam pelajaran itu memberikan jawaban kepada banyak pertanyaan yang membenak dalam hati saya, tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan yang saya terima.generasikami mempunyai bermacam-macam problem. Problem-problem yang merangsang jiwa kami setiap saat tidak terjawab. Yang diajarkan hanyalah ilmu, ilmu dan ilmu pengetahuan. Otak kami diisi tetapi jiwa kami kosong (161).
Kawula muda barat benar-benar mengalami kegelisahan, kegaduhan dan kegoncangan ruhaniah, sains dan teknologi yang bersifat relatif itu tidak mampu menjawab problem-problem spiritual mereka. Mereka mencari pegangan dan tidak pernah mereka dapatkan. Guru-guru mereka tidak pernah memberikansesuatu yang dapat mengisi jiwa mereka. Dalam situasi demikian anak-anak muda itupun lantas mengejek orang tua mereka sebagai the establishment dan mereka meneriakan semboyan we reject society. Bahkan sebenarnya turis-turis asingpun datang keindonesia selain menikmati alam raya tetapi juga terpesona melihat kedamaian dan ketenangan masyarakat dengan keanggunan budaya spiritualnya. Seperti dibali para turis belajar semedi dengan memejamkan mata.
///kutipan dari paradigma kebudayaan islam (studi kritis dan analisis historis, faisal ismail, jakarta: mitra cendekia, 2004.
Aliran-Aliran Etika
a. aliran hedonisme: ukuran baik dan buruk adalah tergantung kebahagiaan, kelezatan, dan kenikmatan yang dipandang sbg tujuan pokok hidup manusia.
Aliran ini dibagi dua, pertama hedonisme egoistik yakni bahwa manusia harus berupaya mencari dan memperoleh kesenangan yang sebesar-besarnya untuk dirinya sendiri. Kedua hedonisme universalistik: mns harus mencari dan memperoleh kesenangan, kebahagiaan, yang banyak untuk kepentingan masyarakat bukan untuk kepentingan dirinya sendiri.
b. Aliran intuisi: bahwa perilaku baik dan buruk seseorang didorong oleh intuisi atau nalurinya yang merupakan kekuatan bathiniah yang ada dalam dirinya. Mrt islam akal dan intuisi tidak mutlak tetapi bersifat nisbi dan relatif. Tetapi pengetahuan tentang baik dan buruk itu berasal dari Allah melalui wahyunya.
c. Aliran evolusi bahwa dalam kehidupan ada proses perjuangan dan pertarungan untuk bisa bertahan hidup. Dan yang menang itulah yang akan bertahan hidup. (167)
d. Aliran adat kebiasaan yakni bahwa ukuran baik dan buruk itu ditentukan oleh adat istiadat yang dipegangi oleh suatu kelompok masyarakat. Menurut islam etika dalam islam hanya bersumber dan berdasarkan wahyu bukan pada adat istiadat (168)
e. Aliran utilitarianisme yakni baik dan buruk seseorang diukur dan ditentukan oleh suatu kenyataan apakah suatu perbuatan itu akan membawa manfaat atau tidak.misalnya judi boleh karena membawa kemenangan. Islam sangat melarang paham ini karena sangat bersifat pragmatis-sekuleristik-materialistik).hanya untuk kepentingan duniawi semata sehingga nilai-nilai agama ditinggalkan.
f. Aliran naturalisme: bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai dengan cara menuruti fitrah alamiah kejadian mns itu sendiri
g. Aliran vitalisme: baik dan buruk itu adalah vitalitas, kekuatan atau daya hidup. Contoh mengandalkan kekuatan fisik saja. Dalam Islam ada kekuatan insting seprti mempertahan hidup.
h. Aliran teologi: baik dan buruk mns tergantung dari kehendak Tuhan yang telah digariskan dalam kitab suci.

Budaya barat akan mengakibatkan permissive society (masyarakat serba boleh) yang merupakan produk sekulerisme yakni suatu paham yang mengabaikan, melepaskan, dan menanggalkan norma-norma agama, moral dan Ketuhanan
Akibat/dampak dari kehidupan permissive society :
meningkatnya kejahatan di AS hamper 9X lipat secepat populasi
1/3 kelahiran bayi di AS dari tahun 1964-1966 berasal dari hubungan luar perkawinan
Tahun 1969 kurang lebih 400.000 kelahiran anak dari hubungan yang tidak sah
Sekitar 50% anak perempuan hamil dan putus sekolah
Sekitar 1 juta wanita aborsi dan 8000 pelaku aborsi mati
Bunuh diri sebagai penyebab kematian kalangan pelajar.
Ide-ide permissive society dipropagandakan dan dikembangkan melalui tulisan-tulisan cerita erotis, pornografis, cerita sex dan perversitas kehidupan sexual manusia seperti lesbianisme, masochisme, sadisme, tranvestisme, voyeurisme, incost dsb.sehingga merambah kebelahan dunia timur denga bermunculan moralitas sekuler seperti:
munculnya night live (kehidupan malam) terutama dengan tarian-tarian telanjang (strip tease)
adanya perdagangan sex sehingga muncul hostes, beuty contest yang tidak lebih dan tidak kurang adalah memperdagangkan keluwesan kecantikan tubuh wanita untuk keuntungan material
pornografi dalam segala bentuk sepertisexotarian, sex expo dan sex fair.
homo sex dan lesbianisme yang muncul seperti peragawati yang dipertontonkan secara terang-terangan dalam erotic nice dan erotic show.
model pakaian yang ketat dan mini
modernisme adalah usaha secara sadar yang dilakukan oleh suatu bangsa atau negara untuk menyesuaikan diri dengan konstelasi dunia pada suatu kaum tertentu dimana bangsa itu hdp (183)
westerisasi : mengadaptasi gaya hidup barat, meniru, mengambil alih secara hdp barat
menurut Prof Inkeles, seorang guru besar universitas Harvard bahwa manusia modern memiliki ciri-ciri :
siap sedia mengambil pelajaran baru untuk pembaruan, inovasi dan perubahan serta ia membedakandiri dari manusia tradisional
mampu membentuk pendapat tentang sejumlah besar masalah, dan isu-isu yang timbul tidak hanya menyangkut aspek luarnya
mempu bersikap demokratis yakni lebih sadar tentang aneka ragam sikap dan pendapat disekitar dirinya, tidak menutup diri serta tidak menerima secara membabi buta gagasan-gagasan atasannya dalam hirarki kekuasaannya
berorientasi kepada masa sekarang, masa depan dan bukan masa lampau.
Berorientasi kepada dan terlibat dalam perencanaan serta pengorganisasian dan percaya kepadanya sebagai suatu cara mengatur kehidupannya
Mau dan mampu belajar sampai dengan tingkat yang jauh untuk menguasai sekelilingnya guna memajukan tujuan dan sasarannya
Percaya bahwa dunia ini dapat diperhitungkan dan tidak pasrah mutlak kepada taqdir tetapi harus berusaha keras mengubahnya.
Memiliki kesadaran terhadap martabat orang lain dan cenderung memajukan respek terhadap mereka.
Percaya kepada iptek
Adil
Penyakit mental epidemik yakni cara berbusana paha, pusar dan payudara wanita muda dibuka dengan mencolok mata.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda